Jumat, 21 September 2012

الدعاء سلاح المؤمن



Berdoa adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Agama, dan Allah SWT menganjurkan hamba-hambaNya yang beriman untuk senantiasa berdoa dan meminta kepadaNya baik untuk urusan dunia dan juga akhiratnya, dalam al Qur’an Allah SWT berfirman :
{ وإذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ }[1]
Artinya : Apabila hamba-hambaKu bertanya padamu ( wahai Muhamad), maka sesungguhnya Aku dekat, Aku akan mengabulkan doa orang yang meminta apabila dia berdoa padaKu, maka hendaklah mereka meminta  kepadaKu, dan beriman kepadaKu, supaya mereka mendapatkan petunjuk.
{ أدعوني أستجب لكم واشكروا لي ولا تكفرون }[2]
Artinya : berdoalah kalian kepadaKu, niscaya Aku kabulkan, dan bersyukurlah kalian kepadaKu dan  jangan mengingkari nikmat.

Tidak ada keharusan berdoa  menggunakan bahasa arab, kita boleh meminta kepada Allah SWT dengan bahasa apapun karena Allah SWT maha memahami semua bahasa, dan boleh berdoa apa saja baik untuk urusan dunia dan akhirat selagi doa yang dipanjatkan adalah untuk hal-hal kebaikan, dan sebaik-baik doa adalah doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhamad saw.
Kita boleh meminta rumah, kendaraan , dan bahkan jodoh, dan lain-lain walaupun mungkin Nabi Muhamad saw tidak pernah memintanya, karena tidak ada larangan khusus dari beliau untuk berdoa selain doa-doa yang datang dari beliau, sekali lagi boleh berdoa apapun selagi yang diminta bukan hal-hal yang dilarang dalam agama.
Dengan berdoa pada hakekatnya kita telah mengakui dihadapan Allah SWT bahwa kita hamba yang lemah dan butuh pertolongan dan di waktu yang sama kita meyakini bahwa Allah maha kaya dan hanya Dia yang bisa menolong.
Ini adalah kumpulan doa-doa yang sebagian darinya datang dari Rasulullah saw, semoga bermanfaat untuk kita semua
Buat para jejaka dan anak gadis yang sedang galau menunggu pasangan hidup maka perbanyaklah membaca doa ini :


رَبِّ إِنِّيْ لِمَا أَنْزَلْتَ إلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٍ



Tidak lama setelah setelah nabi Musa membacanya nabi Syu'aib menawarkan salah satu putrinya untuk dinikahi, hohohoh silahkan dicoba semoga Allah kabulkan.....
 Buat temen-temen yang lagi berharap perutnya ngisi, alias hamil ( seperti saya, hehehe ) mari kita perbanyak membaca doa nabi Zakariyah dan nabi Ibrahim ini :
 
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ
رَبِّ لاَ تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ 
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ
Akhirnya Allah karuniakan untuk nabi Zakariyah seorang putra bernama Yahya dan untuk nabi Ibrahim seorang anak lelaki bernama Ishaq yang mana kedua-duanya menjadi nabi.


Apakah kamu mau berbagi juga...??






[1] Al Baqarah : 186
[2]

Melancong ke Bumi Para Wali Tareem Hadramaut Yaman



Oleh : Umm Aiman

Awal ketertarikanku untuk melanjutkan belajar ke Tareem ini adalah ketika aku belajar disebuah pesantren di Bangil Pasuruan, beberapa seniorku yang pulang dari sana memberi kesan mendalam, aku yang waktu itu masih berumur 15 tahun sangat mengidolakan kakak-kakak yang lebih dahulu berangkat, jiwa dakwahnya yang menyentuh hati dan amaliyah kesehariannya menjadi salah satu motivasi untuk belajar disana, di samping figure Habib Umar bin Hafizd seorang da’I kondang dari hadramaut membulatkan tekadku untuk segera belajar kesana setelah lulus dari madrasah Aliyah.
Akhirnya pada tahun 2000 tepat usiaku menginjak 16 tahun aku berangkat bersama rombongan  yang mempunyai tujuan yang sama menuju Tareem sebuah desa kecil di propensi Hadramaut.
 Pagi hari ketika kami keluar dari bandara Internasional di San’a, menuju Bis untuk melanjutkan perjalanan ke Tareem angin dingin menerpa tubuh kami, sangat dingin karena waktu itu sedang musim dingin sehingga baju  yang kami pakai terasa basah, disana musim dingin akan terasa sangat dingin, dan musim panas begitu juga, jam 6 pagi kami berangkat dan sampai di Tareem sekitar jam 7 malam, hampir setengah hari perjalanan, karena bandara Seiwun waktu itu belum dibangun.
Ketika memasuki Tareem, ada pemandangan baru yang tidak lazim kami lihat  di Indonesia yaitu para wanita yang keluar rumah semuanya memakai penutup wajah atau yang mereka sebut khimar, dan pakaian yang dikenakan juga berwarna hitam, sehingga siapapun pelancong yang datang kesana harus memakainya untuk beradaptasi, dan alhamdulillah kami sebelumnya sudah mempersiapkannya.
Setiap kali kami berpapasan dengan penduduk yang sejatinya tidak mengenal kami mereka akan unjuk salam terlebih dahulu, kemudian sambil berlalu terdengar tasbih, tahmid yang mereka baca perlahan, ya,hampir semua penduduk Tareem dari awamnya sampai ulamanya gemar berzdikir, dan apabila kita bertandang ke rumah mereka sambutan hangat bak keluarga jauh yang lama tak berjumpa, akan sangat terasa.
Yang sangat berkesan adalah ketika kami tinggal di sebuah dar yang biasa kita sebut pesantren, Dar al Zahra’ khusus untuk banat ( putri) dan Dar al Musthafa untuk awlad ( putra), disana kita dilatih untuk disiplin dan pandai membagi waktu, jam 3.30 pagi, kami sudah bangun untuk melaksanakan sholat tahajud, disusul dengan pembacaan wirid hingga menjelang azdan subuh, kemudian setelah sholat shubuh membaca wirid lagi hingga isyraq ( matahari terbit), walaupun aku di pondok sebelumnya sudah terbiasa bangun malam namun awalnya terasa berat dengan rutinitas ini, hingga pernah suatu ketika mata sudah tidak bisa diajak kompromi aku rela ngumpet di belakang pintu kamar mandi  sekedar untuk tidur, ku pikir dari pada seperti temanku yang dahinya hampir terantuk ke lantai gara-gara nahan ngantuk. disana kita juga banyak mengenal teman-teman dari manca Negara, seperti Thailand, singapore, Malaysia, Amerika, Britania, Sweden, Australia, Oman dll. Kami dilatih untuk punya gairah dakwah, dengan kita berdakwah berarti kita menjadi penyambung lisan Rasulullah saw, dan itu adalah salah satu jalan cepat membawa kita dekat dengan Allah SWT, begitulah nasehat yang kala itu mampu memotivasi kita untuk tetap semangat, dan lagi di Tareem tidak akan terdengar nyanyian-nyanyian pop, rock, dan sebagainya, bagi mereka mendengarkan lagu-lagu ini adalah sebuah aib sehingga yang selalu terdengar adalah qasidah dan nasyid yang memuji Allah dan RasulNya.
Model  rumah penduduk Tareem hampir sama, seperti apartemen, ketika mereka membangun rumah, bagian atas rumah akan dibangun dengan model yang sama untuk anak lakinya ketika dia menikah, dan dibangun lagi diatasnya jika punya putra yang lain, sehingga satu bangunan itu bisa di isi tiga sampai empat keluarga.
Gadis-gadis Tareem sangatlah pemalu, beberapa tahun kami bersama di Dar al Zahra’ sekalipun tidak pernah melihat mereka mengurai rambutnya, apalagi CDnya, ntah dimana mereka menjemurnya ketika mencuci, ketika dengan tidak sengaja melihat CD salah satu dari kami, dengan segera dia menutup matanya seraya berucap astaghfirullah….hem, kenapa dia yang malu ya…..
Di sela-sela belajar, kami akan diajak untuk ziarah ke makam para auliya’ dan ulama’ yang kitab-kitabnya sering kami telaah, seperti Imam Abdullah al Haddad, al Fagih al Mugaddam dll, makam para pemuka Ba’alawi ini terdapat di Zanbal, bagi kami ziarah kubur ini hanya sebatas mendoakan dan kemudian berkah dari doa itu akan kembali kepada orang yang mendoakan, seorang kekasih akan tetap menjadi kekasih baik hidup ataupun mati, kami berharap Allah akan mencintai kami sebab kami mencintai kekasih-kekasihNya,  dan biasanya guru kami akan membacakan biografi dan riwayat hidup dari syekh yang kami ziarahi untuk diambil teladan.
Untuk  kami banat dar zahra’, disediakan fasilitas kendaraan berupa bis, mobil, dll, dan semua fasilitas yang berada dalam pondok seperti air, listrik, isi dapur, gratis.
Pada bulan sya’ban penduduk Tareem akan berbondong-bondong pergi ke daerah yang disebut wadi Ahqaf yang mana disana terdapat makam Nabi Hud as, dan disana juga terdapat sungai dan kami biasa mandi disana, konon airnya berkhasiat. Ajibnya, Tareem ini adalah daerah padang pasir, yang sekilas nampak gersang akan tetapi air disana tidak pernah kering dan bahkan melimpah ruah.
 Pada bulan ramadhan nuansa rohani akan terasa kental sekali, mereka akan sangat pelit dengan waktu, apalagi hanya untuk tidur, dalam shalat taraweh saja mereka bisa menghatamkan alqur’an dua kali dalam sebulan, di indonesia kita melaksanakan sholat taraweh paling lama setengah jam, akan tetapi disini kita bisa menyelesaikannya minimal dua jam,. dan subhanallah masjid-masjid akan selalu ramai dan jama’ahnyapun membludak, dan di luar sholat mereka akan berlomba-lomba menghatamkan al qur’an, sehingga yang hanya menghatamkan sekali sangat sedikit, untuk menyambut bulan ramadhan biasanya kami sudah ada relawan pembuat kopi untuk mengusir kantuk.
Penduduk Tareem akan cepat akrab dengan orang indonesia, mereka menyebut semua orang indonesia dengan jawiyyun yang berarti orang jawa, bahkan beberapa bahasa yang mereka pakai adalah bahasa indonesia seperti bedak, mereka menyebutnya budda’, dan menurut beberapa literature yang aku baca penyebar Islam di Indonesia berasal dari tareem sebutlah misalnya wali songo kecuali sunan kali jaga, jika ditelusuri nasab mereka akan bersambung kepada ‘Ammu al Faqiih paman dari al Faqiih al Muqaddam.
Adapun hal unik di kota ini adalah pasar, pasar hanya akan diisi oleh pria semua atau perempuan semua, jika kita memasuki pasar khusus wanita maka kita tidak akan melihat seorang lelakipun disana, begitu juga sebaliknya, untuk kuliner kita juga bisa mendapatkan beberapa masakan indonesia seperti bakso ,tekwan dll.
Yang terkenal dari tareem ini adalah madu, kualitas madu tareem berbeda dari madu-madu yang lain, di tempat lain seperti di mesir  harga madu hadramaut relative lebih mahal daripada madu-madu yang lain, karena kualitas dan khasiat yang terkandung di dalamnya, biasanya jama’ah haji akan memborong madu ini dari pelajar yaman.
Tareem adalah tempat wisata rohani, disana seakan kita hidup di zaman Nabi saw, tidak sedikit orang yang pernah kesana akan rindu untuk kembali kesana. Hampir tiga tahun aku disana menimba ilmu dan akhlak, pada tahun 2003 setelah Allah mentakdirkan aku dan beberapa teman menunaikan haji, kami pulang ke indonesia.



                                                                                      
                                                                                           



Selasa, 14 September 2010

BID'AH LAGI BID'AH LAGI

Oleh : Umu Aiman



               Kubaca berulang kali sebuah hadits yang masyhur dan akrab di telinga " Kullu bid'ah dholalah....." berangkat dari hadits ini banyak polemik yang terjadi dan tidak berkesudahan, benarkah kita cukup berkutat pada teks dari sebuah nash saja dan mengabaikan konteksnya , ada yang berkomentar yang dimaksudkan adalah bid'ah dalam agama bukan masalah keduniaan lalu bagaimana  dengan ketentuan Khalifah Umar bin Khattab yang mengumpulkan jama'ah sholat tarawih dengan satu imam, suatu saat saya yang faqir ini mendengar seseorang berkata bahwa seluruh penduduk desanya terkena wabah, akan tetapi dia sendiri dan sebagian yang lain tidak tertimpa wabah tersebut, dari situ saya memahami bahwa kata-kata kullu ( semua ) tidak harus berkonotasi ya'ummu ( menyeluruh ), sekali lagi, kita tidak bisa hanya berkutat pada teks sebuah wacana atau ungkapan akan tetapi konteks yang dipengaruhi oleh keadaan dari si pembicara dan situasinya sangat signifikan dalam pemahaman maksud yang terkandung dari wacana tersebut, dan itulah kiranya yang dipahami oleh para sahabat ketika mereka mendengar sabda Nabi yang tersebut di atas. entahlah dadaku sempit dan sesak ketika acapkali adanya perpecahan dalam umat disebabkan oleh perbedaan pendapat yang berangkat dari sebuah ungkapan hadits yang notabenenya bisa dipahami dari beberapa arah, ditambah lagi semakin mindernya segolongan dari kita para pemuda islam dengan atribut keislamannya kenapa saya bilang atribut keislaman karena non muslim tidak akan mengenakannya, kalau pastur dan pendeta begitu bangga dengan penampilannya yang agak berbeda yang mencerminkan jati dirinya maka lain halnya dengan sebagian muslim yang enggan karena beralasan itu adalah adat Arab bukan islam mereka pura-pura lupa kalau islam dan arab adalah dua hal yang beriringan karena Nabi adalah araby segala syare'at dan ajaran islam beliaulah mashdarnya, ironisnya mereka dengan bangga membawa adat barat yang hakikatnya sangat bertentangan dengan agama islam......sopan santun islami yang  kini populer dengan sebutan tasawuf ditinggalkan karena istilah tasawuf adalah bid'ah, sebutan nama Nabi Muhammad saw mulai sayup dikalangan pengikutnya, karena sekali lagi takut-takut bid'ah, memuji dan mengenang shirah Nabi Muhammad untuk menumbuhkan kecintaan kepada beliau dicerca lain halnya cinta berlebihan kepada artis merupakan hal lumrah dan tidak tercela lebih bangga  dan senang jika pernah ke Amerika, Paris dan negara barat lainnya daripada ke Mekkah untuk menunaikan haji atau umrah, pakai kerudung mereka bilang  gaya kearab-araban namun dengan bangga pakai levis yang kebarat-baratan .
                   Terakhir saya teringat ceramah seorang pemuka agama di depan jema'atnya " jika ingin mengalahkan umat islam jangan menggunakan senjata, karena mereka adalah umat yang tidak gentar dengan kematian namun kita bisa mengalahkan mereka dengan menjauhkan mereka dari Nabinya, ajarannya, dan membuat mereka memusuhi syare'atnya..." Allahumma arina alhaqqa haqqan warzuqnattiba'ah wa arina al bathila bathilan warzuqnajtinabah    semoga  anjuran dan peringatan tersebut berangkat dari at_tanashuh fi ad_din (saling menasehati dalam agama ) bukan dari sikap fanatisme membabi buta dan penuh  kebencian.

Selasa, 04 Mei 2010

FACEBOOK....... OH FACEBOOK.........

oleh : Umu Aiman


                Gadis itu namanya Mira, anak fakultas hukum, aktif dalam rohis dan kegiatan keagamaan di kampus, siapa yang tidak kenal Mira selain anaknya berbakat dan pintar dia terkenal sangat elegan dan berpendirian kuat.


               Dia cukup bersahaja, disaat teman-temannya dan lingkungannya bermodel dan bergaya yang mereka bilang trendy dia tetap dengan baju gamisnya yang lebar dan jilbabnya yang besar berlambai-lambai jika tertiup angin. Gadis yang sosialis itu juga punya jiwa dakwah yang cukup besar.

               Suatu hari dia melihat salah satu teman dekatnya di kampus, teman yang bisa dianggap sealiran dengannya dalam gaya dan cara berfikir, sedang sembunyi-sembunyi berbicara di telp dengan seorang yang akhirnya dia tau adalah laki-laki ajnabiy ( bukan mahram ), sontak hatinya merasa sakit, ngilu dan miris “ jilbabnya yang besar dan lebar hanya menutup dzahirnya saja tidak hatinya, sungguh memalukan “ umpatnya dalam hati.

               Kejadian itu sudah berlangsung lama, dan Mira sudah melupakannya dan dia tetap bersikap biasa-biasa aja di depan temannya walaupun kadang-kadang dia berusaha menasehati dan mengingatkan temannya. Namun ada hal yang tidak Mira sadari umpatan hatinya kala itu akan berdampak besar pada dirinya, yang kelak akan membuatnya sangat menyesal.

               Dengan tiba-tiba dan tanpa aba-aba sebuah jejaring social di internet merebak dengan dahsyatnya, menjalar kesetiap kalangan tanpa pandang bulu, tua muda, guru murid, pelajar pegawai, hingga ibu-ibu di sela kesibukannya momong bayi tangannya sibuk ngotak-ngatik hp membuka FACEBOOK, begitu cepatnya situs ini membooming dikalangan masyarakat , tidak luput juga Mira korbannya.

               Awalnya mira hanya coba-coba ngikut-ngikut temannya, karena didorong rasa penasarannya yang kuat, “ Mir, kamu ga punya akun d FB ?” Tanya sinta salah satu temannya . “ ah buat apa, yang ada nanti menyita waktu dan buang-buang fulus aja “ jawabnya waktu itu.

               Namun melihat temannya tiap hari selalu ngobrol tentang FB, hatinya tiba-tiba berbisik, “ kenapa kamu tidak buat juga, ngitung2 bisa jadi majal( jalan ) buat dakwah di internet apalagi jangkauannya lebih luas dan murah” , akalnya membenarkannya seratus persen dia lupa setan selalu berada disetiap bisikan bahkan aliran darah sekalipun.

               Suatu hari Mira membuka FB nya dan melihat ada laporan satu permintaan pertemanan, ketika dia lihat yang mengajaknya berteman adalah orang laki-laki, sesaat hatinya gamang namun setelah hatinya konsultasi dengan otaknya dengan mantap diapun menkonfirm pertemanan tersebut, ini adalah awal terjebaknya Mira dalam dilemma yang orang sebut berkepribadian ganda.

               Pertamakali Mira menjawab pesan-pesan chatting laki-laki tersebut dengan acuh tak acuh, tapi lama kelamaan Mira merasa enjoy dan kerap mulai meladeni orang itu yang menggunakan nama samaran ray apalagi ray jago dalam bahasa inggris.

              “ Mir, kamu udah makan siang belum ? “ Tanya ray dalam chattingnya, dengan segera Mira menjawab “ iya Alhamdulillah “ desiran-desiran halus menerpa hatinya mendengar pertanyaan ray yang baginya adalah bentuk perhatian, dialog demi dialog bahkan setiap hari mereka berdua bisa OL bareng,hingga hubungan mereka berlanjut ke chatting di YAHOO…..

                Nafsu memang tidak akan pernah merasa puas dan selalu berharap lebih dan lebih hingga akhirnya dari Yahoo hubungan itu berlanjut ke nomer HP.

                Disisi lain nurani Mira berontak, mencela kebiasaan barunya itu, kerap dia bertanya pada dirinya, bukankah berhubungan dengan ajnabiy yang selama ini kamu tentang mati-matian ? Mira kau sudah terjebak di dalamnya..!!! namun begitu sapaan muncul di halaman Yahoonya, perasaannya begitu kuat untuk meladeni….

                  Mira menangis,rasa bingung terkadang menghampiri akal sehatnya, Ya Rabb ada apa denganku mengapa aku begitu sulitnya lepas dari laki-laki yang baru aku kenal ini dan tidak aku tau pasti…….? Ratapnya dalam doanya.

                  Puncak dari penyesalannya adalah ketika desas desus issue tentang dirinya merebak dikalangan mahasiswa di kampusnya bukan hanya dikalangan sahabat-sahabatnya di rohis namun satu fakultas sudah mendengar berita bahwa Mira yang sufis, jaim, elegan, ternyata suka telp-telponan sama lawan jenis, ada salah satu temannya juga menggodanya sambil berkata “ jadi playgirl di alam maya neh “ singkat, namun bagi Mira itu ibarat anak panah bertubi-tubi menghujam hatinya parahnya lagi isu itu berkembang konon Mira sempet ketemuan sama laki-laki itu ASTAGHFIRULLAH…..diantara mereka ada yang berkomentar prihatin, sebagian yang lain mencemooh dan tidak habis pikir.

                 Mira bersimpuh malam itu, matanya merah sembab, dia sungguh merasa malu sama dirinya sendiri, dia merasa kotor dan penuh dosa……..bibirnya berdoa lirih “ ALLAHumma ustur ‘aurati wa amin rau’ati…….” .



Hikmah cerita :

1. jangan berlebihan dalam bersikap “ sebaik-baik perkara yang tengah-tengah “

2. jangan mencela perbuatan seseorang walaupun perbuatan dosa, akan tetapi berlindunglah kepada  Allah dari perbuatan itu, serta doakan saudaramu yang terjatuh di dalamnya ingatlah sabda Rasulullah saw barang siapa mencela saudaranya karena dosa yang dilakukan maka dia tidak akan mati sebelum melakukannya juga.

3. sesuatu yang menggebu-gebu dalam hati adalah ajakan hawa nafsu, dan segala sesuatu yang bersumber dari hawa nafsu biasanya akan berakhir dengan PENYESALAN.

4. Allah maha pengampun dan pengasih, jangan putus asa dari ampunan dan rahmatnya, sebaik-baik manusia bukanlah yang tidak pernah berdosa, akan tetapi jika ia terjerumus di dalamnya dia akan segera kembali kepada Allah dan bertaubat.

5. jangan suka membuka aib saudara jika tidak ingin Allah buka aibnya dalam sebuah maqalah dikatakan “ balasan itu pasti sesuai dengan perbuatan. “